Anatomi saluran pernafasan bawah

Anatomi saluran pernafasan bawah

Anatomi Saluran Pernapasan Bawah







Saluran pernapasan bagian bawah (tracheobronchial tree) terdiri atas:
1)    Saluran Udara Konduktif
a)    Trakhea
Trakhea merupakan perpanjangan dari laring pada ketinggian tulang vertebra torakal ke-7 yang bercabang menjadi 2 bronkhus. Ujung cabang trachea disebut carina. Trachea bersifat sangat fleksibel, berotot, dan memiliki panjang 12 cm dengan cicin kartilago berbentuk huruf C. pada cincin tersebut terdapat epitel bersilia tegak (pseudostratified ciliated columnar epithelium) yang mengandung banyak sel goblet yang mensekresikan lendir (mucus) (Irman Soemantri, 2008: 7).
b)    Bronkhus dan bronkhiolus
Bronkus atau cabang tenggorokan merupakan kelanjutan dari trakea, ada 2 buah yang terdapat pada ketinggian vertebra torakalis IV dan V. Bronkus itu berjalan kebawah dan kesamping kearah tampak paru–paru. Bronkus kanan lebih pendek dan lebih besar dari pada bronkus kiri, terdiri dari 6–8 cincin, mempunyai 3 cabang. Bronkus kiri lebih panjang dan lebih ramping dari yang kanan, terdiri dari 9–12 cincin mempunyai 2 cabang. Bronkus bercabang–cabang, cabang yang lebih kecil disebut bronkiolus (bronkioli). Pada bronkioli tak terdapat cincin lagi, dan pada ujung bronkioli terdapat gelembung paru/gelembung hawa atau alveoli (Syaifuddin, 2006: 195).
Bronkhus disusun oleh jaringan kartilago. sedangkan bronkhiolus, yang berakhir di alveoli, tidak mengandung kartilago. Tidak adanya kartilago menyebabkan bronkhiolus mampu menangkap udara, namun juga dapat mengalami kolaps. Agar tidak kolaps, alveoli dilengkapi dengan porus/ lubang kecil yang teletak antar alveoli yang berfungsi mencegah kolaps alveoli (Irman Soemantri, 2008: 7-8).
2)    Saluran Respiratorius Terminal
a)    Alveoli
Parenkim paru–paru merupakan area yang aktif bekerja dari jaringan paru–paru. perenkim itu mengandung berjuta–juta unit alveolus. Alveoli merupakan kantong udara yang berukuran sangat kecil, dan merupakan  akhir dari bronkhiolus respiratorius sehingga memungkinkan pertukaran O2 dan CO2. Seluruh dari unit alveoli (zona respirasi) terdiri atas  bronkhiolus respiratorius, duktus alveolus, dan alveolar sacs (kantong alveolus). Fungsi utama dari unit alveolus adalah pertukaran O2 dan CO2 di antara kapiler pulmoner dan alveoli.
Diperkirakan terdapat 24 juta alveoli pada bayi yang baru lahir. Seiring dengan pertumbuhan usia, jumlah alveoli pun bertambah dan akan mencapai jumlah yang sama dengan orang dewasa pada usia 8 tahun, yakni 300 juta alveoli. Setiap unit alveoli menyuplai 9–11 prepulmonari dan pulmonari kapiler (Irman Soemantri, 2008: 8).
b)    Sirkulasi Pulmonal
Suplai darah ke dalam paru–paru merupakan sesuatu yang unik. Paru–paru mempunyai dua sumber suplai darah yaitu arteri bronkhialis dan arteri pulmonalis. Sirkulasi bronkhial menyediakan darah teroksigenasi dari sirkulasi sistemik dan berfungsi memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan paru–paru. Arteri bronkhialis berasal dari aorta torakalis dan berjalan sepanjang dinding posterior bronkhus. Vena bronkhialis akan mengalirkan darah menuju vena pulmonalis.
Arteri pulmonalis berasal dari ventrikel kanan yang mengalirkan darah vena ke paru–paru di mana darah tersebut mengambil bagian dalam pertukaran gas. Jalinan kapiler paru-paru yang halus mengintari dan menutupi alveolus merupakan kontak yang diperlukan untuk pertukaran gas antara alveolus dan darah (Irman Soemantri, 2008: 10).
c)    Paru–paru
Paru–paru merupakan sebuah alat tubuh yang sebagian besar terdiri dari gelembung (gelembung hawa, alveoli). Gelembung alveoli ini terdiri dari sel–sel epitel dan endotel. Jika dibentangkan luas permukaannya lebih kurang 90 m². Pada lapisan ini terjadi pertukaran udara, O2 masuk kedalam darah dan CO2 dikeluarkan dari darah. Banyaknya gelembung paru-paru ini kurang lebih 700.000.000 buah (paru–paru kiri dan kanan). Paru–paru di bagi dua : 
(1)    Paru–paru kanan, terdiri dari 3 lobus (belah paru), lobus pulmo dekstra superior, lobus media, dan lobus inferior.
(2)    Paru–paru kiri, terdiri dari pulmo sinistra lobus superior dan lobus inferior. 
Diantara lobus satu dengan yang lainnya dibatasi oleh jaringan ikat yang berisi pembuluh darah getah bening dan saraf, dalam tiap–tiap lobulus terdapat sebuah bronkiolus. Didalam lobulus, bronkiolus ini bercabang–cabang banyak sekali, cabang–cabang ini di sebut duktus alveolus. Letak paru–paru di rongga dada datarannya menghadap ketengah rongga dada/kavum mediastinum. Pada bagian tengah terdapat tampuk paru–paru atau hilus. Pada mediastinum depan terletak jantung. Paru–paru di bungkus oleh selaput yang dinamakan pleura (Syaifuddin, 2006: 196)

0 komentar:

Posting Komentar